Pengrajin Opak Butuh Modal

Pengrajin Opak Butuh Modal

\"3\" Jika berkunjung ke Kelurahan Kampung Jawa, terutama Daerah Kaler ataupun Kebun Ubi, beberapa halaman rumah warga dipenuhi jemuran opak. Ya, tentu saja para kelompok pengembang usaha kerupuk opak yang ada di Kelurahan Kampung Jawa telah lama bergelut dengan usaha tersebut, namun sayangnya beberapa pengrajin opak saat ini masih terkendala masalah minimnya modal yang dimiliki. Mereka sangat membutuhkan bantuan modal guna mengembangkan usahanya.  Berikut liputannya : =================== Dwi Nopiyanto, Lebong =================== Menikmati opak sebagai makanan ringan cukup mudah, tinggal digoreng seperti memasak kerupuk. Apalagi jika dikonsumsi pada musim hujan dijamin akan menambah cita rasa semakin lezat. Selama puluhan tahun, Kelurahan Kampung Jawa ini dikenal sebagai sentra produksi makanan opak. Beberapa kelompok pembuat opak saat ini sudah terbentuk, meski sudah adanya beberapa bantuan yang diberikan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebong berupa mesin parut ubi. Namun, para pengrajin kerupuk opak tersebut saat ini masih kesulitan dalam hal permodalan. Seperti yang disampaikan salah satu pengrajin kerupuk opak, Eni warga Kelurahan Kampung Jawa, dirinya saat ini masih kesulitan dalam hal permodalan. Untuk itu, dirinya berharap adanya bantuan dari pemerintah berupa modal karena selama ini belum pernah dirasakannya. \"Ya memang dari Pemerintah waktu itu ada pernah memberikan bantuan alat parut ubi kepada kelompok kami. Tapi saat ini kita berharap adanya bantuan modal kepada kami para pengrajin opak untuk mengembangkan usaha opak kami ini,\" jelas Eni. Hal senada disampaikan Irah, pengrajon opak lainnya. Dirinya juga sangat mengharapkan adanya bantuan modal dari pemerintah dalam hal usahanya tersebut. Karena saat ini dirinya terpaksa menggunakan modal seadanya dalam hal usaha kerupuk opak tersebut. Bahkan jika kerupuk yang dibuatnya tersebut tidak laku, maka dirinya berhenti membuat opak karena tidak adanya modal untuk membuat kerupuk opak tersebut. \"Apalagi sekarang lagi sepi pembeli, kadang saya sulit mau beli ubi yang merupakan bahan baku opak ini karena tidak ada uang ditambah kerupuk yang telah jadi belum laku. Kalau saat ini soal pemasaran tidak terlalu kesulitan, setiap minggunya kita bawa kerupuk ini ke pasar. Untuk saat ini harga kerupuk kami jual antara Rp 8 hingga 9 ribu perkilo. Ya mudah-mudahan saja nanti ada bantuan modal dari Pemerintah,\" kata Irah.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: